pelor pertama Ku lihat kita semakin merunduk di bawah selangkangan nya tak kuasa menahan haus menelan ludah menjilati peluh keringat seperti binatang Jika dia bilang cepat! kita datang dengan sempoyongan mengangguk seperti kacung di pecut, di tendang di siram dengan air kencing nya bekerja siang dan malam hanya merebutkan garam Yang lebih menyakitkan lagi: kita semakin di perah seperti sapi di atas punggung tanah kita sendiri kita seperti buih di permukaan laut terombang-ambing lalu mati Jika batu dan bambu di beri mata dan mulut maka dia akan menangis sekeras mungkin gembala akan bingung saat hewan ternak nya lari ketakutan sebab hidup di dunia bakseperti berjalan menuju neraka Seorang kake menangis dalam sekarat nya badan nya sangat kurus tetapi masih dia acung kan tangan nya tinggi-tinggi “Suatu saat akan adaa cucu ku, yang akan mengawali kata perlawan dan dia akan berkata sambil menancapkan tombak nya d...
puisi adalah engkau yang selalu aku bayangkan